a. Arti Filsafat dan Peranannya
1. Filsafat adalah sistem berfikir yang mendalam, menyeluruh, universal dan juga spekulatif. Filsafat mengandalkan akal fikiran sebagai alat kerjanya. Tetapi sumber pengetahuan yang digunakan untuk mendukung argumentasi suatu filsafat bisa dari berbagai sumbar yang terpercaya.
2. Siapapun bisa berfilsafat sebab ranah filsafat mencakup segala hal termasuk bagian-bagian dari hal keseluruhan.
3. Manfaat dari filsafat ialah bahwa dengan berfikir filsafat kita meneliti dan mempertanyakan segala sesuatu hingga ke akar-akar permasalahannya. Jadi tidak sambil lalu. Dalam hal ini, memang diakui bahwa untuk berfilsafat menuntut seseorang itu memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam.
4. Karena filsafat merupakan hasil dari pemikiran dan kinerja akal, maka kebenaran yang ada dalam filsafat hanyalah suatu ikhtiar manusiawi untuk mengapai suatu kebenaran mutlak. Sehinga hasil suatu filsafat bisa benar bisa saja salah.
5. Bila berbicara filsafat yang disandingkan dengan agama, sementara agama itu sumber rujukannya adalah kitab wahyu, maka ada benarnya orang yang mengatakan bahwa jika sudah ada kitab buat apa filsafat. Filsafat itu tidak ada gunanya. Jika filsafat itu sesuai, cukuplah yang dipegang itu Kitab. Jika filsafat itu bertentangan, maka apatah lagi tiada guna itu.
6. Kemudian ada pula orang yang mengatakan bahwa filsafat ada manfaatnya juga bagi dan dalam memupuk keimanan. Filsafat mendekati kebenaran agama dari sisi keaktifan akal yang secara kodrati suka bertanya, mempertanyakan dan mencari kepuasan secara meyakinkan dan argumentatif.
7. Kedua pernyataan itu sekalipun memang sekilas bertentangan, kedua-duanya adalah benar asal kita melihat pada suatu waktu dan sudut pandang yang pas. Filsafat itu berguna, betul. Filsafat tidak berguna juga betul.
8. Sesunggunya akal, indra dan memiliki kewenangan dalam menentukan suatu kriteria kebenaran dengan batas-batas yang dimilikinya. Dalam-batas itu, maka manusia boleh mencari kebenaran dan menetapkan suatu kebenaran. Nanti pada gilirannya akal itu terbagi dua, ada akal yang tunduk kepada dogma dan akal yang tunduk kepada argumentasi yang benar.
9. Apa manfaatnya filsafat bagi hidup ini? Jawabnya banyak sekali. Diantaranya adalah memberikan pandangan menyeluruh atas sesuatu. Menyeluruh itu maksudnya sebanyak-banyaknya sudut pandang. Bukan semua sudut pandang atau semua hakikat sesuatu atau segala sesuatu.
10. Manusia bisa mengetahui tentang sesuatu sebanyak-banyaknya dengan banyak cara dan metode. Tetapi tidak semuanya. Selalu ada hal yang tersembunyi dan luput dari perhatian manusia. Filsafat mencoba memberikan suatu metode memandang sesuatu dari suatu sudut pandang yang banyak, luas, mendalam dan holistik.
11. Filsafat bermanfaat di dalam memberikan panduan hidup, baik praktis maupun psikologis dalam memandang realitas, alam semesta dan manusia, sekaligus memuaskan akal dan hati. Memuaskan akal karena diskusi-diskusi tentang realitas hakiki, alam semesta dan manusia selalu didasarkan kepada fakta-fakta dan argumen-argumen yang logis rasional serta intuitif.
12. Memuaskan hati, karena pandangan-pandangan filsafat bernilai normatif dan bermaksud mencari dan menggambarkan wujud kehidupan yang baik yang dapat dicapai oleh manusia. Dan juga karena filsafat mencoba menerangkan dan mewujudkan nilai. Baik nilai secara moral, iman, hukum dan adat.
13. Berdasarkan uraian diatas maka filsafat telah menjadi bagian dari upaya dan ikhtiar manusia dalam merumuskan, membuat pola dan mewujudkan kehidupan yang baik. Sehingga filsafat dapat kita gunakan sebagai wahana dalam mengkaji, salah satunya, mengenai rumah tangga.
14. Adapun secara umum peranan filsafat adalah : pendobrak, pembimbing dan Pembebas.
15. Pendobrak, berabad-abad lamanya intelektualitas manusia tertawan dalam penjara tradisi dan kebiasaan. Dalam penjara itu, manusia terlena dalam alam mistik yang penuh sesak dengan hal-hal serba rahasia yang terungkap lewat berbagai mitos dan mite. Keadaan tersebut berlangsung cukup lama dan kehadiran filsafat telah mendobrak pintu dan tembok tradisi yang begitu sakral yang selama itu tidak boleh digugat.
16. Pembebas, Filsafat bukan hanya sekedar mendobrak pintu penjara tradisi dan kebiasaan yang penuh dengan berbagai mitos dan mite itu melainkan juga merenggut manusia keluar dari penjara itu. Filsafat membebaskan manusia dari ketidaktahuan dan kebodohannya. Demikian pula filsafat membebaskan manusia dari belenggu
17. Pembimbing, Filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir yang mistik mitis dengan membimbing manusia untuk berpikir secara rasional. Membebaskan manusia dari cara berpikir yang picik dan dangkal dengan membbimbing untuk berpikir lebih luas dan mendalam.
b. Arti Rumah Tangga dan Perananya bagi kehidupan manusia.
1. Sepasang suami istri adalah seorang lelaki dan seorang perempuan yang terikat tali pernikahan. Pernikahan adalah ikatan resmi yang sah secara hukum, moral, agama dan adat kebiasaan. Pernikahan dibangun untuk banyak tujuan mulia. Muara dari semua tujuan-tujuan sekaligus merupakan landasan bagi terwujudnya rumah tangga yang ideal adalah: cinta. Dari cinta itu menebarlah aroma kehidupan yang penuh hiasan-hiasan seperti kasih sayang, ketentraman, dan kebahagiaan, sakinnah, mawaddah, warohmah.
2. Sepasang suami istri yang telah terikat tali pernikahan selanjutnya akan lahirlah darinya keluarga. Dari kelurga itu akan lahir pula generasi penerus. Sehingga keluarga merupakan institusi masyarakat yang berfungsi melahirkan generasi untuk melanjutkan kehidupan manusia di muka bumi. Tetapi ini bukan satu-satunya fungsi keluarga.
3. Fungsi lainya adalah pengaturan seksual, sosialisasi, afeksi, penentuan status, perlindungan dan ekonomi. pengaturan seksual: Keluarga merupakan wahana bagi masyarakat untuk mengatur dan mengorganisasikan keinginan seksual; sosialisasi: Perkembangan biologis dan psikologis anak yang dilahirkan memerlukan proses sosialisasi dari orang-orang terdekatnya sebagai pondasi kepribadian; afeksi: Cinta adalah salah satu kebutuhan hidup dan sosial kita, jauh lebih penting dari misalnya seks. Keluarga adlah tempat seseorang mendapat curahan cinta dan kasih saying; penentuan status: Status keluarga seorang anak sangat menentukan peluang, harapan, prestasi dan imbalan yang akan di terimanya; perlindungan: Keluarga adalah pemberi perlindungan fisik ekonomi dan psikologis.
4. Disamping itu fungsi keluarga ada yang lainnya yaitu sebagai institusi masyarakat yang pertama kali menanamkan norma dan nilai-nilai agama, moral, hokum dan adat istiadat kesopanan. Jadi keluarga merupakan peletak pertama pondasi keimanan, tanggung jawab, kepatuhan dan kesopanan. Dari keluargaitulah individu terbentuk terbentuk dengan segala dimensi eksistensinya sebagai cikal bakal keluarga baru dan masyarakat.
5. Menyatunya sepasang suami istri hingga terbentuknya keluarga dan keturunan bukanlah hanya sekedar hasil rekayasa budaya manusia saja. Tetapi telah menjadi kodrat alam semesta sejak pertama kali diciptakan. Kalau demikian berarti keluarga yang di bentuk itu bersifat spiritualisme dan transcendental. Bersifat sacral, suci dan imani. Singkat kata keluarga merupakan repleksi dari tanda-tanda kebesaran tuhan.
6. Keluarga merupakan, tidak hanya sebagai pencetak secara biologis tetapi juga secara psikologis. Kita ingat bahwa suatu masyarakat di wujudkan oleh peranan-peranan orang dewasa yang bebas dan bertanggung jawab, beretika dan berdedikasi. Keluarga adalah tempat pertama kali tumbuhnya orang-orang yang berkarakter demikian. Disitulah oletak peranan keluarga yang sangat tinggi kualitasnya. Atas adanyaperanan keluargalah institusi dan norma kemasyarakatan yang lainnya terwujud
c. Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi Rumah Tangga.
1. Pembina keluarga adalah suami istri. Sumi istri adalah dua insane yang terikat oleh rasa cinta satu sama lain yang disahkan oleh tali pernikahan. Cinta adalah landasan pertama yang membangun hubungan suami istri dan landasan terkokoh suatu rumah tangga. Cinta di awal perjumpaan dan masa sebelum pernikahan adalah suatu yang indah, fitrah penuh harapan dan cita-cita, motivasi. Banyak inspirasi dan dan harapan besar yang tumbuh darinya. Maka ketika telah terjadi ijab qobul pernijahan, keindahan cinta harus bertambah-tambah dan harus semakin menghiasai kehidupan suami istri dan rumah tangga. Maka dari itu berbagai upaya harus difikirkan dan diformulasikan serta dikonsultasikan dengan orang yang berilmu. Sementara berbagai hal yang dapat mengurangi dan memalingkan diri dari cinta terhadap pasangan harus dihindari sekuat tenaga. Ini merupakan landasan moral dan etika yang mesti kita hidupkan.
2. Cinta seorang suami kepada istrinya haruslah seutuhnya, tulus dan keluar dari hati secara fitrah, kodrati dan dan murni sebagaimana mata air yang keluar dari sela-sela batu di pegunungan. Ia ada karena kodrat dari sisi Allah, sebagai suatu ketetapan-Nya. Cinta yang demikian akan mampu mewujudkan kasih sayang dan perhatian serta pengertian dan pengenalan dari sisi yang terbaik dalam memandang seorang istri. Yang akhirnya melahirkan rasa tanggungjawab yang sebesar-besarnya kepadanya. Seorang suami harus memberikan rasa sayang, membuat suasana tentram dan bahagai pada istrinya. Upaya-upaya memenuhi kebutuhan, kepuasan, keinginan, kesenangan, harapan dan cita-citanya adalah bagian penting dari semua tanggung jawab itu.
3. Suami yang baik adalah suami yang memiliki sejumlah kriteria dan karakter pendukung, yang semuanya dilandaskan pada cinta dan kesadaran tanggunjawab. Cinta arahnya lebih kepada motivasi, penggandeng, penghias, dan muara rumah tangga, jadi muatannya lebih kepada psikologis. Sedangkan tanggung jawab merupakan releksi cinta dalam wujud sikap, tingkah laku, perbuatan dan karya nyata yang mendatangkan ketentraman dan kebahagiaan.
4. Diantara kriteria dan karakter suami yang baik adalah mencintai setulus hati. Cinta sungguh kata yang indah. Kata inilah yang dalam refleksinya pada jiwa manusia mampu melahirkan berjuta keindahan dalam hidup ini. Cintalah yang melahirkan keturunan, peradaban, kecanggihan,perdamaian, kerjasama dan sifat-sifat mulia. Beruntunglah mnusia yang memiliki cinta. Dunianya menjadi luas, lpang, cerah, bercahaya dan memuat banyak maaf, banyak kebaikan, dan meredam semua sumpah serapah, dendam dan kebencian. Orang yang punya cinta, patut punya harapan, patut melanjutkan kehidupan.
5. Jangan bertanya untuk apa saya mencintai. Tetapi bertanyalah apa yang telah dan akan saya korbankan untuk mengatakan, menunjukkan cintaku. Karena cinta adalah seni hidup dan seni berkorban. Cinta itu adalah kehidupan itu sendiri. Cinta itu adalah seluruh landasan dan muara pergerakan hidup kita. Maka tanpa cinta, hidup tidak ada. Hidup ini tanpa pengharapan dan penantian. Itulah cinta.
6. Seorang suami adalah seorang lelaki dalam hubungannya dengan istri, perempuan yang terikat dengannya oleh tali pernikahan. Seyogyanya ia selalu sadar bahwa cinta merupakan dasar dari terjadinya ikatan itu. Oleh karenanya seorang suami harus selalu merefleksikan diri pada istrinya sebagai seorang yang mencintainya setulus hati. Istri adalah orang lain yang terikat dengan kita begitu dekat, lebih dekat dari siapapun, yang kita cintai. Kebaikan,penghargaan, keluasan fikiran dan rasa harus tertumpah padanya, bukankepada yang lain. Sopan santun kita, perhatian kita, pemberian kita harus terbaik ketika dialamatkan kepadanya.
7. Di atas landasan cinta dan konsekuensi dari adanya rumah tangga, maka kita memiliki sejumlah kewajiban, tanggung jawab baik secara moral, agama, hukum atau pun adat kita. Salah satu perkara dalam kategori adalah memberikan nafkah. Nafkah adalah energy fisik bagi kehidupan manusia. Bagaimanapun manusia adalah makhluk bumi yang tergantung kepada lingkungan fisik geografis dan alamnya. Manusia harus mengupayakan makanannya, tempat tinggalnya, dan segala kebutuhannya seprti kesehatan, pendidikan, rekreasi dan lain sebagainya. Orang yang bersungguh-sungguh akan mendapatkannya. Dan orang apabila berputus asa maka ia telah gagal sejak awal melangkah. Dalam hubungannya dengan keluarga, ditinjau sudut tanggung jawab, suami adalah sosok yang harus secara moral, agama, hokum dan adat untuk mengupayakan segala kebutuahn itu bagi keluarganya. Seorang suami harus mempunyai pekerjaan halal dan terhormat yang dapat memberikan pada istrinya suatu kecukupan hidup secara material sebagai salah satu pilar penyokong kebahagiaan dan penguat cinta. Memenuhi kebutuhan material ini merupakan salah satu fungsi keluarga. Bukan merupakan tujuan, tetapi sarana bagi suatu tugas yang lebih besar bagi eksistensi manusia dan masyarakat.
8. Ada lima kaidah mendasar dalam menata keluarga mencapai kebahagiaan dan kemuliaan. Pertama adalah orientasi, kedua persiapan, ketiga langkah nyata atau proses, penerapan hukum (juga moral, agama, dan adat istiadat) dan harapan akhir. Dalam mencari nafkah, hal yang sedang kita bahas ini, jika kita terapkan lima kaidah di atas maka nafkah yang kita berikan bernilai secara kualitatif dan kuanitatif. Marilah kita bahas sedikit saja. Nafkah haruslah jelas orientasinya. Pada bagian di atas telah kita singgung tentang orientasinya yaitu penyokong kebahagiaan dan penguat cinta, dan penuntasan rasa tanggung jawab atau kewajiban sebagai suami atas istri dan keluarganya. Setelah jelas orientasinya selanjutnya adalah mengadakan persiapan baik awal, tengah ataupun akhir dari sirkulasi nafkah itu. Ini artinya kita harus menetapkan dari mana kita akan memperolehnya, alokasi penggunaannya dan sikap akhir yang harus dimiliki. Selanjutnya adalah proses bekerja dan menggunakan harta. Pada bagian ini, kita bekerja harus berkriteria pofesional dan prophetional. Profesional artinya sesuai dengan keahlian yang dimilik; prophetional artinya pekerjaan kita harus melindungi diri kita dari suatu hal yang haram dan munkar. Jangan sampai lingkungan kerja kita penuh dengan kecurangan dan hal-hal yang dapat melunturkan iman. Selanjutnya, bagaimana pun kualitas pekerjaan kita di satu sisi harus meningkat agar imbalan yang kita terima makin besar, di sisi lain bila terjadi suatu pelanggaran semuanya harus kembali kepada prinsip moral, agama, hokum dan adat yang berlaku di negri masing-masing. Terakhir harta sebagai salah satu wujud nafkah itu harus dialokasikan pada perkara yang benar-benar mampu mendatangkan kebahagiaan di masa sekarang, masa depan dan akhirat kita.
9. Seorang suami mesti menafkahi keluarganya. Selanjutnya adalah Berpenampilan dan berkata-kata yang baik. Seorang suami harus tampil selalu rapih di hadapan istrinya. Sikap sopan, santun, lembut, penuh kepedulian tetap merupakan kebutuhan y ang harus dihadirkan di hadapan orang yang kita cintai. Kata-kata, sikap dan fikiran, canda tawa harus didesain untuk selalu membuat hati dan perasaan istri tersanjung, senang, tenram, sehingga ia betah hidup mendampingi kita sampai ajal datang menjemput. Seorang yang baik adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain. Dan yang paling baik akhlaknya. Orang lain yang pertama-tama harus diperlakukan demikian adalah istri sendiri. Seorang suami harus berupaya keras untuk senantiasa meningkatkan kualitas manfaat diri dan akhlaknya bagi istrinya.
10. Seorang suami harus sadar bahwa istri yang menjadi pasangan hidup dalam mengarungi kehidupan yang penuh liku-liku ini telah menyadarkan jiwa raganya kepada dirinya. Ia telah merelakan seluruh sisa hidupnya untuk mengikuti dan diatur oleh kita sebagai pemimpin dalam rumah tangga. Dalam mengarungi kehidupan berumah tangga, sekalipun besar cinta kita kepada istri, dan tinggi pula kesetiaan istri kepada kita, biduk rumah tangga tak urung diterjang masalah. Seorang suami harus sadar bahwa dalam rumah tangga terdapat keindahan yang sangat banyak justru karena ia tak lepas dari masalah. Masalah adalah suatu dinamika hidup yang harus dihadapi dengan suatu sudut pandang yang luas. Bagaimanapun suatu masalah jika dilihat dari sisi positifnya maka ia adalah perkara yang mendewasakan kita, hal yang membuat kita jadi pembelajar, sarana berfikir dan kehati-hatian. Masalah merupakan suatu kodrat alam dan telah menjadi bagian dari suatu kebutuan yang special, karena ia membut kita menjadi berfikir secara kritis untuk mencari silusi. Masalah itu menimpa semua makhluk agar hidupnya berfikir untuk mencapai harapan-harapan atau keadaan-keadaan yang diinginkan. Masalah harus berani dihadapi. Maslah yang terjadi di dalam rumah tang, sumbernya bisa dari dalam bisa pula dari luar. Yang harus diperkokoh adalah kekuatan cinta, tanggung jawab, kesadaran dan rasa pengertian yang dalam. Sehingga badai masalah itu dapat ditanggulangi dengan segera. Ketika suatu masalah telah muncul dan dianggap dapat mengancam keutuhan rumah tangga dan cinta mereka, maka sumi harus segera tampil untuk segera menyelesaikan masalah tersebut sebagai suatu pengayoman dan perlindungan kepada istri dan keluarganya. Tidak boleh ia membiarkan masalah itu menggerogoti kehidupan rumah tangga apalagi sampai merusak dan menghancurkanya.
11. Seorang suami harus pula memberikan orientasi hidup, pendidikan, dan kelapangan dalam kehidupan sehari-hari. Keluarga yang kita bina adalah sarana untuk kebaikan dan perbaikan hidup dalam semua dimensinya. Memang keluarga bukan satu-satunya institusi social di muka bumi yang memliki fungsi semacam itu. Namun ketika keluafga hendak menjalankan fungsinya yang demikian itu, peranan seorang suami menjadi pilar utama bagi istri dan kelurganya untuk mengarakahkan, menggerakkan dan mengendalikan kebaikan serta perbaikan hidup. Seorang suami mesti mengarahkan orinentasi hidup ke arah yang benar, baik, indah dan menyenangkan serta menentramkan, patut menjadi sumber harapan. Untuk menopang upaya pencapai apa yang telah menjadi orientasi, maka perlu suatu pendidikan, pelatihan, keterampilan, dan kecakapan. Dan untuk kelancaran di bidang pendidikan ini, perlu dukungan yang sifatnya harian, yakni kelapanganhidup baik dari sisi ekonomi, sikap, lingkngan dan suasana kehidupan social yang damai dan kondusif. Ini bersifat teknis baik fisik atau pun psikis.
12. Seorang suami harus mampu menciptakan suasana yang harmonis di tengah keluarganya. Semua upaya yang dilakukan di atas adalah demi terwujudnya jalinan dan suasana yang harmonis di tengah keluarga kita. Suasana yang harmonis harus menjadi bagian terbesar dari keadaan dan sifat keluarga kita. Sebab keluarga merupakan tempat di mana hati, fikiran dan raga berlabuh dengan damai dan tentram. Seorang suami adalah penentu orientasi dan Pembina serta pencipta utama suasana yang harmonis itu. Sementasa sumber utama keharmonisan itu sebenarnya amat tergantung kepada kedekatan seluruh anggota keluarga kepada Allah. Sehingga suami harus senantiasa mengusahakan agar keluarganya bertaqorub kepada Alloh. Keluarga yang dipenuhi dengan aktiitas ibadah kepada Tuhan, itulah keluarga yang akan senantiasa merasakan ketentraman yang banyak sekali.
1. Filsafat adalah sistem berfikir yang mendalam, menyeluruh, universal dan juga spekulatif. Filsafat mengandalkan akal fikiran sebagai alat kerjanya. Tetapi sumber pengetahuan yang digunakan untuk mendukung argumentasi suatu filsafat bisa dari berbagai sumbar yang terpercaya.
2. Siapapun bisa berfilsafat sebab ranah filsafat mencakup segala hal termasuk bagian-bagian dari hal keseluruhan.
3. Manfaat dari filsafat ialah bahwa dengan berfikir filsafat kita meneliti dan mempertanyakan segala sesuatu hingga ke akar-akar permasalahannya. Jadi tidak sambil lalu. Dalam hal ini, memang diakui bahwa untuk berfilsafat menuntut seseorang itu memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam.
4. Karena filsafat merupakan hasil dari pemikiran dan kinerja akal, maka kebenaran yang ada dalam filsafat hanyalah suatu ikhtiar manusiawi untuk mengapai suatu kebenaran mutlak. Sehinga hasil suatu filsafat bisa benar bisa saja salah.
5. Bila berbicara filsafat yang disandingkan dengan agama, sementara agama itu sumber rujukannya adalah kitab wahyu, maka ada benarnya orang yang mengatakan bahwa jika sudah ada kitab buat apa filsafat. Filsafat itu tidak ada gunanya. Jika filsafat itu sesuai, cukuplah yang dipegang itu Kitab. Jika filsafat itu bertentangan, maka apatah lagi tiada guna itu.
6. Kemudian ada pula orang yang mengatakan bahwa filsafat ada manfaatnya juga bagi dan dalam memupuk keimanan. Filsafat mendekati kebenaran agama dari sisi keaktifan akal yang secara kodrati suka bertanya, mempertanyakan dan mencari kepuasan secara meyakinkan dan argumentatif.
7. Kedua pernyataan itu sekalipun memang sekilas bertentangan, kedua-duanya adalah benar asal kita melihat pada suatu waktu dan sudut pandang yang pas. Filsafat itu berguna, betul. Filsafat tidak berguna juga betul.
8. Sesunggunya akal, indra dan memiliki kewenangan dalam menentukan suatu kriteria kebenaran dengan batas-batas yang dimilikinya. Dalam-batas itu, maka manusia boleh mencari kebenaran dan menetapkan suatu kebenaran. Nanti pada gilirannya akal itu terbagi dua, ada akal yang tunduk kepada dogma dan akal yang tunduk kepada argumentasi yang benar.
9. Apa manfaatnya filsafat bagi hidup ini? Jawabnya banyak sekali. Diantaranya adalah memberikan pandangan menyeluruh atas sesuatu. Menyeluruh itu maksudnya sebanyak-banyaknya sudut pandang. Bukan semua sudut pandang atau semua hakikat sesuatu atau segala sesuatu.
10. Manusia bisa mengetahui tentang sesuatu sebanyak-banyaknya dengan banyak cara dan metode. Tetapi tidak semuanya. Selalu ada hal yang tersembunyi dan luput dari perhatian manusia. Filsafat mencoba memberikan suatu metode memandang sesuatu dari suatu sudut pandang yang banyak, luas, mendalam dan holistik.
11. Filsafat bermanfaat di dalam memberikan panduan hidup, baik praktis maupun psikologis dalam memandang realitas, alam semesta dan manusia, sekaligus memuaskan akal dan hati. Memuaskan akal karena diskusi-diskusi tentang realitas hakiki, alam semesta dan manusia selalu didasarkan kepada fakta-fakta dan argumen-argumen yang logis rasional serta intuitif.
12. Memuaskan hati, karena pandangan-pandangan filsafat bernilai normatif dan bermaksud mencari dan menggambarkan wujud kehidupan yang baik yang dapat dicapai oleh manusia. Dan juga karena filsafat mencoba menerangkan dan mewujudkan nilai. Baik nilai secara moral, iman, hukum dan adat.
13. Berdasarkan uraian diatas maka filsafat telah menjadi bagian dari upaya dan ikhtiar manusia dalam merumuskan, membuat pola dan mewujudkan kehidupan yang baik. Sehingga filsafat dapat kita gunakan sebagai wahana dalam mengkaji, salah satunya, mengenai rumah tangga.
14. Adapun secara umum peranan filsafat adalah : pendobrak, pembimbing dan Pembebas.
15. Pendobrak, berabad-abad lamanya intelektualitas manusia tertawan dalam penjara tradisi dan kebiasaan. Dalam penjara itu, manusia terlena dalam alam mistik yang penuh sesak dengan hal-hal serba rahasia yang terungkap lewat berbagai mitos dan mite. Keadaan tersebut berlangsung cukup lama dan kehadiran filsafat telah mendobrak pintu dan tembok tradisi yang begitu sakral yang selama itu tidak boleh digugat.
16. Pembebas, Filsafat bukan hanya sekedar mendobrak pintu penjara tradisi dan kebiasaan yang penuh dengan berbagai mitos dan mite itu melainkan juga merenggut manusia keluar dari penjara itu. Filsafat membebaskan manusia dari ketidaktahuan dan kebodohannya. Demikian pula filsafat membebaskan manusia dari belenggu
17. Pembimbing, Filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir yang mistik mitis dengan membimbing manusia untuk berpikir secara rasional. Membebaskan manusia dari cara berpikir yang picik dan dangkal dengan membbimbing untuk berpikir lebih luas dan mendalam.
b. Arti Rumah Tangga dan Perananya bagi kehidupan manusia.
1. Sepasang suami istri adalah seorang lelaki dan seorang perempuan yang terikat tali pernikahan. Pernikahan adalah ikatan resmi yang sah secara hukum, moral, agama dan adat kebiasaan. Pernikahan dibangun untuk banyak tujuan mulia. Muara dari semua tujuan-tujuan sekaligus merupakan landasan bagi terwujudnya rumah tangga yang ideal adalah: cinta. Dari cinta itu menebarlah aroma kehidupan yang penuh hiasan-hiasan seperti kasih sayang, ketentraman, dan kebahagiaan, sakinnah, mawaddah, warohmah.
2. Sepasang suami istri yang telah terikat tali pernikahan selanjutnya akan lahirlah darinya keluarga. Dari kelurga itu akan lahir pula generasi penerus. Sehingga keluarga merupakan institusi masyarakat yang berfungsi melahirkan generasi untuk melanjutkan kehidupan manusia di muka bumi. Tetapi ini bukan satu-satunya fungsi keluarga.
3. Fungsi lainya adalah pengaturan seksual, sosialisasi, afeksi, penentuan status, perlindungan dan ekonomi. pengaturan seksual: Keluarga merupakan wahana bagi masyarakat untuk mengatur dan mengorganisasikan keinginan seksual; sosialisasi: Perkembangan biologis dan psikologis anak yang dilahirkan memerlukan proses sosialisasi dari orang-orang terdekatnya sebagai pondasi kepribadian; afeksi: Cinta adalah salah satu kebutuhan hidup dan sosial kita, jauh lebih penting dari misalnya seks. Keluarga adlah tempat seseorang mendapat curahan cinta dan kasih saying; penentuan status: Status keluarga seorang anak sangat menentukan peluang, harapan, prestasi dan imbalan yang akan di terimanya; perlindungan: Keluarga adalah pemberi perlindungan fisik ekonomi dan psikologis.
4. Disamping itu fungsi keluarga ada yang lainnya yaitu sebagai institusi masyarakat yang pertama kali menanamkan norma dan nilai-nilai agama, moral, hokum dan adat istiadat kesopanan. Jadi keluarga merupakan peletak pertama pondasi keimanan, tanggung jawab, kepatuhan dan kesopanan. Dari keluargaitulah individu terbentuk terbentuk dengan segala dimensi eksistensinya sebagai cikal bakal keluarga baru dan masyarakat.
5. Menyatunya sepasang suami istri hingga terbentuknya keluarga dan keturunan bukanlah hanya sekedar hasil rekayasa budaya manusia saja. Tetapi telah menjadi kodrat alam semesta sejak pertama kali diciptakan. Kalau demikian berarti keluarga yang di bentuk itu bersifat spiritualisme dan transcendental. Bersifat sacral, suci dan imani. Singkat kata keluarga merupakan repleksi dari tanda-tanda kebesaran tuhan.
6. Keluarga merupakan, tidak hanya sebagai pencetak secara biologis tetapi juga secara psikologis. Kita ingat bahwa suatu masyarakat di wujudkan oleh peranan-peranan orang dewasa yang bebas dan bertanggung jawab, beretika dan berdedikasi. Keluarga adalah tempat pertama kali tumbuhnya orang-orang yang berkarakter demikian. Disitulah oletak peranan keluarga yang sangat tinggi kualitasnya. Atas adanyaperanan keluargalah institusi dan norma kemasyarakatan yang lainnya terwujud
c. Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi Rumah Tangga.
1. Pembina keluarga adalah suami istri. Sumi istri adalah dua insane yang terikat oleh rasa cinta satu sama lain yang disahkan oleh tali pernikahan. Cinta adalah landasan pertama yang membangun hubungan suami istri dan landasan terkokoh suatu rumah tangga. Cinta di awal perjumpaan dan masa sebelum pernikahan adalah suatu yang indah, fitrah penuh harapan dan cita-cita, motivasi. Banyak inspirasi dan dan harapan besar yang tumbuh darinya. Maka ketika telah terjadi ijab qobul pernijahan, keindahan cinta harus bertambah-tambah dan harus semakin menghiasai kehidupan suami istri dan rumah tangga. Maka dari itu berbagai upaya harus difikirkan dan diformulasikan serta dikonsultasikan dengan orang yang berilmu. Sementara berbagai hal yang dapat mengurangi dan memalingkan diri dari cinta terhadap pasangan harus dihindari sekuat tenaga. Ini merupakan landasan moral dan etika yang mesti kita hidupkan.
2. Cinta seorang suami kepada istrinya haruslah seutuhnya, tulus dan keluar dari hati secara fitrah, kodrati dan dan murni sebagaimana mata air yang keluar dari sela-sela batu di pegunungan. Ia ada karena kodrat dari sisi Allah, sebagai suatu ketetapan-Nya. Cinta yang demikian akan mampu mewujudkan kasih sayang dan perhatian serta pengertian dan pengenalan dari sisi yang terbaik dalam memandang seorang istri. Yang akhirnya melahirkan rasa tanggungjawab yang sebesar-besarnya kepadanya. Seorang suami harus memberikan rasa sayang, membuat suasana tentram dan bahagai pada istrinya. Upaya-upaya memenuhi kebutuhan, kepuasan, keinginan, kesenangan, harapan dan cita-citanya adalah bagian penting dari semua tanggung jawab itu.
3. Suami yang baik adalah suami yang memiliki sejumlah kriteria dan karakter pendukung, yang semuanya dilandaskan pada cinta dan kesadaran tanggunjawab. Cinta arahnya lebih kepada motivasi, penggandeng, penghias, dan muara rumah tangga, jadi muatannya lebih kepada psikologis. Sedangkan tanggung jawab merupakan releksi cinta dalam wujud sikap, tingkah laku, perbuatan dan karya nyata yang mendatangkan ketentraman dan kebahagiaan.
4. Diantara kriteria dan karakter suami yang baik adalah mencintai setulus hati. Cinta sungguh kata yang indah. Kata inilah yang dalam refleksinya pada jiwa manusia mampu melahirkan berjuta keindahan dalam hidup ini. Cintalah yang melahirkan keturunan, peradaban, kecanggihan,perdamaian, kerjasama dan sifat-sifat mulia. Beruntunglah mnusia yang memiliki cinta. Dunianya menjadi luas, lpang, cerah, bercahaya dan memuat banyak maaf, banyak kebaikan, dan meredam semua sumpah serapah, dendam dan kebencian. Orang yang punya cinta, patut punya harapan, patut melanjutkan kehidupan.
5. Jangan bertanya untuk apa saya mencintai. Tetapi bertanyalah apa yang telah dan akan saya korbankan untuk mengatakan, menunjukkan cintaku. Karena cinta adalah seni hidup dan seni berkorban. Cinta itu adalah kehidupan itu sendiri. Cinta itu adalah seluruh landasan dan muara pergerakan hidup kita. Maka tanpa cinta, hidup tidak ada. Hidup ini tanpa pengharapan dan penantian. Itulah cinta.
6. Seorang suami adalah seorang lelaki dalam hubungannya dengan istri, perempuan yang terikat dengannya oleh tali pernikahan. Seyogyanya ia selalu sadar bahwa cinta merupakan dasar dari terjadinya ikatan itu. Oleh karenanya seorang suami harus selalu merefleksikan diri pada istrinya sebagai seorang yang mencintainya setulus hati. Istri adalah orang lain yang terikat dengan kita begitu dekat, lebih dekat dari siapapun, yang kita cintai. Kebaikan,penghargaan, keluasan fikiran dan rasa harus tertumpah padanya, bukankepada yang lain. Sopan santun kita, perhatian kita, pemberian kita harus terbaik ketika dialamatkan kepadanya.
7. Di atas landasan cinta dan konsekuensi dari adanya rumah tangga, maka kita memiliki sejumlah kewajiban, tanggung jawab baik secara moral, agama, hukum atau pun adat kita. Salah satu perkara dalam kategori adalah memberikan nafkah. Nafkah adalah energy fisik bagi kehidupan manusia. Bagaimanapun manusia adalah makhluk bumi yang tergantung kepada lingkungan fisik geografis dan alamnya. Manusia harus mengupayakan makanannya, tempat tinggalnya, dan segala kebutuhannya seprti kesehatan, pendidikan, rekreasi dan lain sebagainya. Orang yang bersungguh-sungguh akan mendapatkannya. Dan orang apabila berputus asa maka ia telah gagal sejak awal melangkah. Dalam hubungannya dengan keluarga, ditinjau sudut tanggung jawab, suami adalah sosok yang harus secara moral, agama, hokum dan adat untuk mengupayakan segala kebutuahn itu bagi keluarganya. Seorang suami harus mempunyai pekerjaan halal dan terhormat yang dapat memberikan pada istrinya suatu kecukupan hidup secara material sebagai salah satu pilar penyokong kebahagiaan dan penguat cinta. Memenuhi kebutuhan material ini merupakan salah satu fungsi keluarga. Bukan merupakan tujuan, tetapi sarana bagi suatu tugas yang lebih besar bagi eksistensi manusia dan masyarakat.
8. Ada lima kaidah mendasar dalam menata keluarga mencapai kebahagiaan dan kemuliaan. Pertama adalah orientasi, kedua persiapan, ketiga langkah nyata atau proses, penerapan hukum (juga moral, agama, dan adat istiadat) dan harapan akhir. Dalam mencari nafkah, hal yang sedang kita bahas ini, jika kita terapkan lima kaidah di atas maka nafkah yang kita berikan bernilai secara kualitatif dan kuanitatif. Marilah kita bahas sedikit saja. Nafkah haruslah jelas orientasinya. Pada bagian di atas telah kita singgung tentang orientasinya yaitu penyokong kebahagiaan dan penguat cinta, dan penuntasan rasa tanggung jawab atau kewajiban sebagai suami atas istri dan keluarganya. Setelah jelas orientasinya selanjutnya adalah mengadakan persiapan baik awal, tengah ataupun akhir dari sirkulasi nafkah itu. Ini artinya kita harus menetapkan dari mana kita akan memperolehnya, alokasi penggunaannya dan sikap akhir yang harus dimiliki. Selanjutnya adalah proses bekerja dan menggunakan harta. Pada bagian ini, kita bekerja harus berkriteria pofesional dan prophetional. Profesional artinya sesuai dengan keahlian yang dimilik; prophetional artinya pekerjaan kita harus melindungi diri kita dari suatu hal yang haram dan munkar. Jangan sampai lingkungan kerja kita penuh dengan kecurangan dan hal-hal yang dapat melunturkan iman. Selanjutnya, bagaimana pun kualitas pekerjaan kita di satu sisi harus meningkat agar imbalan yang kita terima makin besar, di sisi lain bila terjadi suatu pelanggaran semuanya harus kembali kepada prinsip moral, agama, hokum dan adat yang berlaku di negri masing-masing. Terakhir harta sebagai salah satu wujud nafkah itu harus dialokasikan pada perkara yang benar-benar mampu mendatangkan kebahagiaan di masa sekarang, masa depan dan akhirat kita.
9. Seorang suami mesti menafkahi keluarganya. Selanjutnya adalah Berpenampilan dan berkata-kata yang baik. Seorang suami harus tampil selalu rapih di hadapan istrinya. Sikap sopan, santun, lembut, penuh kepedulian tetap merupakan kebutuhan y ang harus dihadirkan di hadapan orang yang kita cintai. Kata-kata, sikap dan fikiran, canda tawa harus didesain untuk selalu membuat hati dan perasaan istri tersanjung, senang, tenram, sehingga ia betah hidup mendampingi kita sampai ajal datang menjemput. Seorang yang baik adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain. Dan yang paling baik akhlaknya. Orang lain yang pertama-tama harus diperlakukan demikian adalah istri sendiri. Seorang suami harus berupaya keras untuk senantiasa meningkatkan kualitas manfaat diri dan akhlaknya bagi istrinya.
10. Seorang suami harus sadar bahwa istri yang menjadi pasangan hidup dalam mengarungi kehidupan yang penuh liku-liku ini telah menyadarkan jiwa raganya kepada dirinya. Ia telah merelakan seluruh sisa hidupnya untuk mengikuti dan diatur oleh kita sebagai pemimpin dalam rumah tangga. Dalam mengarungi kehidupan berumah tangga, sekalipun besar cinta kita kepada istri, dan tinggi pula kesetiaan istri kepada kita, biduk rumah tangga tak urung diterjang masalah. Seorang suami harus sadar bahwa dalam rumah tangga terdapat keindahan yang sangat banyak justru karena ia tak lepas dari masalah. Masalah adalah suatu dinamika hidup yang harus dihadapi dengan suatu sudut pandang yang luas. Bagaimanapun suatu masalah jika dilihat dari sisi positifnya maka ia adalah perkara yang mendewasakan kita, hal yang membuat kita jadi pembelajar, sarana berfikir dan kehati-hatian. Masalah merupakan suatu kodrat alam dan telah menjadi bagian dari suatu kebutuan yang special, karena ia membut kita menjadi berfikir secara kritis untuk mencari silusi. Masalah itu menimpa semua makhluk agar hidupnya berfikir untuk mencapai harapan-harapan atau keadaan-keadaan yang diinginkan. Masalah harus berani dihadapi. Maslah yang terjadi di dalam rumah tang, sumbernya bisa dari dalam bisa pula dari luar. Yang harus diperkokoh adalah kekuatan cinta, tanggung jawab, kesadaran dan rasa pengertian yang dalam. Sehingga badai masalah itu dapat ditanggulangi dengan segera. Ketika suatu masalah telah muncul dan dianggap dapat mengancam keutuhan rumah tangga dan cinta mereka, maka sumi harus segera tampil untuk segera menyelesaikan masalah tersebut sebagai suatu pengayoman dan perlindungan kepada istri dan keluarganya. Tidak boleh ia membiarkan masalah itu menggerogoti kehidupan rumah tangga apalagi sampai merusak dan menghancurkanya.
11. Seorang suami harus pula memberikan orientasi hidup, pendidikan, dan kelapangan dalam kehidupan sehari-hari. Keluarga yang kita bina adalah sarana untuk kebaikan dan perbaikan hidup dalam semua dimensinya. Memang keluarga bukan satu-satunya institusi social di muka bumi yang memliki fungsi semacam itu. Namun ketika keluafga hendak menjalankan fungsinya yang demikian itu, peranan seorang suami menjadi pilar utama bagi istri dan kelurganya untuk mengarakahkan, menggerakkan dan mengendalikan kebaikan serta perbaikan hidup. Seorang suami mesti mengarahkan orinentasi hidup ke arah yang benar, baik, indah dan menyenangkan serta menentramkan, patut menjadi sumber harapan. Untuk menopang upaya pencapai apa yang telah menjadi orientasi, maka perlu suatu pendidikan, pelatihan, keterampilan, dan kecakapan. Dan untuk kelancaran di bidang pendidikan ini, perlu dukungan yang sifatnya harian, yakni kelapanganhidup baik dari sisi ekonomi, sikap, lingkngan dan suasana kehidupan social yang damai dan kondusif. Ini bersifat teknis baik fisik atau pun psikis.
12. Seorang suami harus mampu menciptakan suasana yang harmonis di tengah keluarganya. Semua upaya yang dilakukan di atas adalah demi terwujudnya jalinan dan suasana yang harmonis di tengah keluarga kita. Suasana yang harmonis harus menjadi bagian terbesar dari keadaan dan sifat keluarga kita. Sebab keluarga merupakan tempat di mana hati, fikiran dan raga berlabuh dengan damai dan tentram. Seorang suami adalah penentu orientasi dan Pembina serta pencipta utama suasana yang harmonis itu. Sementasa sumber utama keharmonisan itu sebenarnya amat tergantung kepada kedekatan seluruh anggota keluarga kepada Allah. Sehingga suami harus senantiasa mengusahakan agar keluarganya bertaqorub kepada Alloh. Keluarga yang dipenuhi dengan aktiitas ibadah kepada Tuhan, itulah keluarga yang akan senantiasa merasakan ketentraman yang banyak sekali.