Lingkungan di sekitar kita penuh warna dan rona bagai pelangi yang menghiasi langit…dibuat indah sedemikian rupa sehingga membuat terbuai para pecinta dunia. Hidup penuh dengan warna-warni rasa, yang dengan rasa tersebut seharusnya menghantarkan manusia kepada sang maha pemilik rasa, namun kekuatan rasa ini begitu menakutkan, bahkan konon menjadi ketakutan terbesar bagi seorang petuah, penasihat, pengkritik, pengajar dan da’i saat diri berhadapan dengan situasi yang dengan rasa tersebut dapat menurunkan mutu berpikir dan mengacaukan tatanan tata letak nilai hidup yang terpatri dan tersusun rapi. Tiba-tiba saja menjadi pencemas, penggelisah, penakut dan penggembira
Menghadapi kenyataan kalau ternyata kita adalah seorang yang terjebak dalam tindakan yang bersembunyi dibalik kata-kata bijak yang selalu kita luncurkan pada pagi, siang dan malam, saat tersadar sesuatu sudah berlangsung sebagian, bagai burung unta yang menenggelamkan kepalanya kedalam pasir sementara tubuh besarnya nampak jelas terlihat, berusaha menutupi diri dari kenyataan kalau diri kita tidak pernah cela.
Para desainer penghancur akhlaq begitu hebat membungkus kebebasan wanita dengan ‘emansipasi’, membungkus kebebasan beragama dengan ‘fluralisme’, membungkus gaya hidup instant dengan kemudahan teknologi. Mereka dengan misinya telah berhasil melancarkan pointer-pointer tersebut ke target yang tepat dimulai dengan fashion, food and fun yang tergoda pun tidak tanggung-tanggung dari mulai rakyat jelata, pengusaha, pejabat, penguasa bahkan para da’I sekalipun tidak lepas dari jeratan dan jebakan mereka.
Misi yang dilancarkan bukan untuk mengkafirkan muslimin tetapi mudah saja...”buatlah aqidahnya sedikit rapuh...”dengan membuatnya cinta akan glamoritas…kesenangan…dan kenyamanan…hidup, ditambah dengan hal-hal yang klasik harta, tahta dan wanita. Satu yang terakhir ini agak berbeda, godaan yang satu ini agak spesial karena menyentuh seluruh manusia tidak hanya yang kaya tetapi yang miskin pun memiliki masalah yang sama. Harta dan tahta mungkin sebagian manusia saja yang memiliki kesempatan mendapatkannya tetapi wanita bagi siapapun termasuk para petuah dan da’i mengalaminya.
“Dunia ini dijadikan Allah penuh perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan hidup adalah istri yang sholihah” (HR. Muslim)
Bohong jika ada orang yang mengatakan tidak menyukai perhiasan dunia, hanya saja bagi mukmin semua perhiasan dunia itu seharusnya menjadi fasilitas untuk menjalankan amanah mendhohirkan keridhaan Allah SWT
Rasulullah menganalogikan ‘wanita’ bukan berarti hanya berlaku bagi para pria saja tetapi juga hadits tersebut ditujukan bagi para wanita juga, maksudnya godaan yang berupa ‘pria’. Jadi maksudnya Rasulullah berpesan hati-hatilah wahai orang beriman dengan semua godaan akan harta, tahta dan wanita/pria. Ketiga elemen inilah yang melekat erat dengan hal yang sangat esensial kebutuhan manusia. Manusia dengan semua perangkatnya memiliki nafsu pada ketiga hal tersebut, hanya saja kadarnya yang berbeda.
Godaan Wanita/ Pria
Jika seorang abang becak, sopir, pedagang, pengusaha tergoda oleh wanita/ pria adalah hal yang biasa namun jika seorang petuah, da’i, pemimpin dan guru/ ustadz maka ceritanya akan lain. Menjadi sebuah kenyataan yang ironi dimana dalil dan teori menjadi saksi bisa tak berdaya mendakwa sang penuturnya. Betapa tidak mereka adalah figur public, semua gerak, langkah mereka selalu menjadi pusat perhatian menjadi rujukan dan patron pengikat semua orang, makanya orang tua membuat pepatah ” guru kencing berdiri, murid kencing berlari...” itu artinya jika seorang figur public saja dapat berbuat demikian maka lebih-lebih murid dan atau umatnya.
Sebenarnya di dalam kamus goda menggoda bagi syetan tidaklah pandang bulu, dan tidak pula membuatnya repot , dinasti syetan sudah jauh lebih maju dari manusia, syetan sangat profesional dalam melakukan pekerjaannya. Untuk level seorang sarjana S3 maka tidak mungkin syetan yang menggodanya lulusan SD yang nulis bacanya pas-pasan. Maka raja syetan akan menugaskan sarjana S3 terbaik lulusan universitas syetan ternama untuk menggoda manusia tersebut, begitu pun untuk seorang da’i maka syetan yang menggodanya pun adalah syetan yang sudah tahfidz Al Qur’an, dan jika itu seorang guru/ustadz maka syetan yang menggodanya pun adalah ustadz ternama yang sudah beberapakali khatam qur’an, dengan jam terbang mengajar, seminar, workshop yang tak terhitung. Ini berarti semakin tinggi predikat seseorang maka syetan yang menggodanya pun semakin hebat.
Tidak heran jika seorang petuah, da’i, guru atau ustadz tergoda syetan melalui yang namanya mahluk bernama wanita/ pria karena bukankan mereka juga manusia normal??? Dimana saat datangnya masa puber baik saat remaja atau puber kedua setelah menikah godaan dari wanita/ pria pun akan menimpanya. Meminjam kata-kata grup band serieus....ustadz...juga...manusia...!!!. Maka saat itu datang menjadi ujian keimanan bagi siapa-siapa saja yang lulus melewati ujian tersebut maka Allah akan tinggikan derajatnya...seperti sedang ujian karate jika lulus maka seorang karateka naik peringkat dari ban hijau naik jadi ban biru.
Kalau yang tergoda adalah remaja, duda, atau suami yang tertarik pada wanita lajang maka inilah ayat-ayat Allah dimana mereka harus segera menikahinya. Celakanya yang saling tergoda justru mereka yang sudah menikah sang wanita adalah seorang istri dang sang pria adalah seorang suami. Maka tidak ada lagi kata yang tepat selain HARAM bagi mereka untuk berinteraksi.
Mengapa Tergoda...???
Faktor dominan yang menyebabkannya :
1. Sistem yang ada
2. Adanya peluang / kesempatan
3. Tidak adanya hijab
4. Iman yang rapuh
5. Lemahnya sosial kontrol
6. Faktor psikologis
Lingkungan di sekitar kita begitu bebasnya, wanita-wanita dan pria ”tanpa busana” berkeliaran seakan menjadi pemandangan yang biasa, begitupun kehidupan bebas lainnya di sekolah, pusat belanja,tempat wisata, tempat hiburan dan kantor-kantor semuanya membebaskan para wanita dan pria untuk melakukan aktifitas tanpa batas. Bahkan tugas-tugas ke luar kota pun tidak ada perlakuan khusus bagi wanita. Wanita-wanita bisa pergi kemana saja tanpa pendamping, karena sistem menuntut demikian. Kondisi seperti ini keimanan benar-benar di pertaruhkan, bagaimana tidak seorang pria mendapat tugas ke luar kota satu tim dengan teman kerja wanita selama 3 bulan, dapat dibayangkan...??? betapa orang-orang seperti ini memerlukan energi yang sangat banyak untuk melawan keinginan hatinya, mengendalikan dirinya agar imannya terpelihara....(wah...cape deeeeehhhh...).
Belum lagi gaya hidup yang dihembuskan kaum orientalis dan yahudi, gaya hidup yang mengambil filosifis ” kalau masih ada orang yang jual sate untuk apa membeli kambing...???”, wanita pria yang sudah menikah memiliki pasangan lain di kantor, kalau boleh dibilang mereka mengaku sebagai PIL (pria idaman lain), WIL (wanita idaman lain), TTM (teman tapi mesra) dan entah apalagi sebutan-sebutan yang menunjukkan jika pria dan wanita yang telah menikah menjadi teman sehati bahkan selingkuh dalam segala hal di kantor.
Berinterakasi di tempat kerja dalam sehari kurang lebih 10 jam efektif bahkan lebih (jika lembur) ditambah dengan perjalanan pulang pergi rumah 4 jam maka kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain menjadi lebih banyak dan leluasa, bandingkan dengan jam di rumah yang hanya mendapatkan porsi 10 jam diambil istirahat tidur 6-7 jam, jadi interaksi dengan istri/suami dan anak hanya 3-4 jam, mending jika interaksi yang dilakukannya berkualitas bagaimana kalau setiap bertemu istri/ suami/anak bawaannya marah-marah karena stress memikirkan pekerjaan kantor?. Maka tak ayal lagi peluang untuk dekat dengan seseorang di kantor sulit untuk dihindari.
Awalnya mungkin hanya ngobrol biasa sesama teman, lama-lama saling curhat masalahnya masing-masing maka timbullah simpati, jika interaksi ini diteruskan maka muncullah empati dan selebihnya jika terus-terusan interaksi ini dipelihara maka muncullah perasaan yang mendalam, membuai hati, muncullah rasa nyaman jika berdekatan, dan jika salah satunya tidak ada maka rasa kehilangan dan rindu untuk bertemu...dan seterusnya lah syetan membimbingnya agar terus berada dalam jebakannya. Setelah itu maka akal sehatpun nyaris hilang. Perasaan yang berbunga-bunga, berbuih-buih melenakan mereka ...setelahnya wallahualam apa yang akan terjadi.
Faktor psikologis seperti masa dimana seseorang sedang mengalami puber kedua, menjadi pemicu munculnya perselingkuhan, ditambah jika teman di kantor memiliki kelebihan yang tidak dimiliki pasangan kita di rumah. Kalau bukan karena iman yang membendung dan mengendalikan nafsu maka tak ada jalan bagi hati untuk tertambat di pelabuhan hati sang pengagum. Hal ini tidak saja menimpa segelintir orang tetapi semua orang mengalami ’rasa ini’, kagum pada selain istri/suami.
Allah SWT sudah memperingatkan untuk senantiasa menjaga hijab antara pria dan wanita, bahkan bagi wanita jika ia pergi keluar rumah maka harus seijin suami dan ada seorang muhrim yang menemani, namun dunia saat ini tidak memungkinkan demikian maka hijab hati, jaga pandangan, jaga lisan menjadi sesuatu hal yang teramat penting untuk diperhatiikan oleh para aktifis dan semua orang yang bekerja di luar rumah.
Tip n Trik Mengatasinya
Saat masa dimana perasaan ’itu’ datang maka :
- janganlah mengekspresikan rasa yang muncul itu dengan perasaan dan pemikiran kita, apalagi dengan sikap dan perilaku kita
- sembunyikanlah perasaan tersebut cukup Allahlah yang mengetahuinya, agar tidak mengganggu orang lain dan mempermalukan diri serta keluarga
- berlindunglah kepadaNya jangan sampai tergoda
- berpalinglah pada istri dan suami kita, gaulilah mereka
- kurangi interaksi dengan ’sang pengagum’, jika perlu hindarilah dia
- perbanyak sholat malam dan shaum sunat
- berolahragalah agar energi kita tersalurkan
- buatlah diri kita bener-benar sibuk sehingga perasaan dan pikiran kita tidak tertambat pada sang pengagum
- ingatlah jika hal ini terjadi pada pasangan kita, apa yang kita rasakan
- selalu ingatlah bahwa Allah maha pedih adzabnya
Evaluasi Diri
Bagaimana bisa…banyak ayat yang telah kita hafal…tetapi mengapa tidak dapat menjadi syifa bagi hati yang gundah gulana ditempa perasaan yang meluap-luap terhadap orang bukan selayaknya???
Bagaimana mungkin bibir ini basah dengan dzikir untuk mengingat Allah, tetapi tidak bisa menjadi terapi bagi lisan yang terus-menerus menyebutkan dan menyanjung sang pengagum???
Katakan TIDAK pada hawa nafsu….dan nyatakan mulai detik ini sampai selama-selamanya syetan adalah musuh utama kita…seperti Ibrahim AS nyatakan itu di padang pasir pada saat syetan menggodanya untuk berpaling dari titah perintah Allah
Bagaimana mungkin ar rasyi…bisa bergetar mendengar do’a kita jika hati kita dan qolbu kita kotor????
Bagaimana mungkin generasi penerus cita-cita luhur pengemban amanah akan terhantar dari tangan kita jika tangan penuh dengan lumpur dosa???
Bagaimana mungkin do’a kita bisa menggedor pintu langit dan malaikat menyambutnya...kalau lisan kita penuh dusta....???
Bagaimana mungkin rahmat Allah menyapa kita, jika otak kita penuh dengan siasah dan taktik licik untuk menipuNya?
Sekali lagi saudaraku katakan TIDAK pada hawa nafsu, pada syetan laknatullah
Janganlah mengikuti langkah-langkah syetan dan berbohonglah pada perasaanmu sendiri, berbohonglah pada hawa nafsu yang akan membuatmu celaka.
Dan terakhir...
Harum semerbak bunga melati di taman puri
Dijadikan hiasan mahkota mempelai putri
Tanda/lambang kesucian dan kelembutan hati
Lembutnya hati bila berhiaskan Asma Ilaahi
Lembut tampaknya buih dihempas ombak
Terpukau mata seakan kabut yang berarak
Padahal buih sisa hempasan perasaan riak-riak
Banyak manusia seakan dirinya berakhlaq
Padahal hatinya senantiasa memberontak
Akui berhati lembut, ternyata keras berpijak.
Baru disadari ternyata diri banyak tertipu
Menyangka hati telah lembut
Menyangka diri telah jadi kekasih Allah
Menyangka diri telah berbuat baik
Menyangka dan menyangka
Yang selalu diulang dan menjadi bayangan diri
Bukankah ini khayalan yang pasti?
Kini... terlihat batu telah berada dalam suatu proses
Ternyata batu yang keras bukan saja dapat dipecahkan
Melainkan dapat pula dihaluskan laksana tepung
Ternyata disini pulalah letak ketinggian mutunya karena telah berubah fungsi selaku penghalus dan pengokoh suatu bangunan.
Oh... inikah maksud pelajaran dari melembutnya sebongkah batu
Tertunduk wajah menyimpan rasa malu
Seulas cibiran menukik di diri sambil berkata.....
Batu yang keras saja ternyata sabar memproses diri
Lalu bagaimana diri ini: “HATI” hakikatnya
Telah tercipta dalam kondisi lembut
Tak mampu berproses menuju kelembutan
Mengapa diri tak merasa malu dengan kekerasan hati
Bukannya hati yang mengeras.... tetapi nafsulah yang menjadikan hati tampil mengeras
Sehingga tak mampu hati tersentuh kelembutan Ilaahi
Sehingga tak mampu hati menangkap isyarat berhikmah
Sehingga tak mampu hati bergetar dan menangis,
Bila diingatkan dan disentuh ayat-ayat Al Qur\'an.
Oh alangkah keras dan membatunya hati...
Wahai Allah wahai Rabbi Dzat pendidik kami
Kerasnya hati kami, tak pernah kau membenci
Engkau tersenyum melihat tingkah polah kami
Laksana seorang ibu selalu sabar menjagai
Rahmat terus kau beri agar tersadar diri ini
Sungguh kami adalah hamba yang tak pandai mensyukuri
Wahai Allah wahai Rabbi tempat kami mengadu
Selangkah demi selangkah kami tinggalkan nafsu
Agar mencair hati yang selama ini keras membatu
Baru kami mengerti betapa pemurahnya sifat-Mu
Kami yang selama ini acuh dengan sabar kau tunggu
Oh ternyata kami adalah hamba yang tak mau tahu
Wahai Allah wahai Rabbi sumber segala bahagia
Banyak sudah hidup kami yang tersia-sia
Tanpa kami sadari kelak berakhir petaka
Karena terlena pada keindahan fatamorgana
Mohon kiranya agar waktu yang masih tersisa
Untuk berbakti dan bersyukur selaku hamba.
Dan ini puisi favorite sang pecinta sejati........
Cinta....
Tuhan…….
Saat aku menyukai seseorang teman
Ingatkanlah aku akan ada sebuah akhir
Sehingga aku tetap bersama yang tak berakhir
Tuhan….
Ketika aku merindukan seorang kekasih
Rindukan aku kepada yang rindu cinta sejatiMu
Tuhan….
Jika kembali mencintai seseorang
Teruskan aku dengan orang yang mencintaiMu
Agar bertambah kuat cintaku padaMu
Tuhan….
Ketika aku sedang jatuh cinta
Agar tak melebihi cintaku padaMu
Tuhan Ketika aku berucap aku cinta padaMu
Biarlah kukatakan kepada yang hatinya terpaut padaMu
Agar aku tak jatuh cinta
Dalam cinta yang bukan karenaMu
Sebagaimana orang bijak berucap
Mencintai seseorang bukan apa-apa
Dicintai seseorang adalah sesuatu
Dicintai oleh orang yang kau cinta
Sangatlah berarti
Tapi……..
Dicintai oleh seorang pecintaMu
Adalah segalanya……….