Aktivitas seksual merupakan kebutuhan biologis setiap manusia untuk mendapatkan keturunan. Namun, masalah seksual dalam kehidupan rumah tangga seringkali mengalami hambatan atau gangguan karena salah satu pihak (suami atau isteri) atau bahkan keduanya, mengalami gangguan seksual. Jika tidak segera diobati, masalah tersebut dapat saja menyebabkan terjadinya keretakan dalam rumah tangga. Oleh karena itu, alangkah baiknya apabila kita dapat mengenal organ reproduksi dengan baik sehingga kita dapat melakukan deteksi dini apabila terdapat gangguan pada organ reproduksi.
Organ reproduksi pada wanita dibedakan menjadi 2, yaitu organ kelamin dalam dan organ kelamin luar. Organ kelamin luar memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai jalan masuk sperma ke dalam tubuh wanita dan sebagai pelindung organ kelamin dalam dari organisme penyebab infeksi. Saluran kelamin wanita memiliki lubang yang berhubungan dengan dunia luar, sehingga mikroorganisme penyebab penyakit bisa masuk dan menyebabkan infeksi kandungan. Mikroorganisme ini biasanya ditularkan melalui hubungan seksual.
Organ kelamin dalam membentuk sebuah jalur (saluran kelamin), yang terdiri dari ovarium (indung telur) berfungsi menghasilkan sel telur; Tuba falopii (ovidak) sebagai tempat berlangsungnya pembuahan; rahim (uterus) sebagai tempat berkembangnya embrio menjadi janin dan vagina yang merupakan jalan lahir. Dalam keadaan normal, dinding vagina bagian depan dan belakang saling bersentuhan sehingga tidak ada ruang di dalam vagina kecuali jika vagina terbuka (misalnya selama pemeriksaan atau selama melakukan hubungan seksual). Selama masa reproduktif, lapisan lendir vagina memiliki permukaan yang berkerut-kerut sedangkan sebelum pubertas dan sesudah menopause lapisan lendir menjadi licin. Serviks (leher rahim) terletak di puncak vagina. Sebuah saluran yang melalui serviks memungkinkan sperma masuk ke dalam rahim dan darah menstruasi keluar. Serviks biasanya merupakan penghalang yang baik bagi bakteri, kecuali selama masa menstruasi dan selama masa ovulasi (pelepasan sel telur).
Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari penis, skrotum (kantung zakar) dan testis (buah zakar). Struktur dalamnya terdiri dari vas deferens, uretra, kelenjar prostat dan vesikula seminalis. Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan melindungi testis. Skrotum juga bertindak sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis, karena agar sperma terbentuk secara normal, testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan suhu tubuh. Otot kremaster pada dinding skrotum akan mengendur atau mengencang sehinnga testis menggantung lebih jauh dari tubuh (dan suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih dekat ke tubuh (dan suhunya menjadi lebih hangat).
Testis memiliki 2 fungsi, yaitu menghasilkan sperma dan membuat testosteron (hormon seks pria yang utama). Sperma yang merupakan pembawa gen pria dibuat di testis dan disimpan di dalam vesikula seminalis. Ketika melakukan hubungan seksual, sperma yang terdapat di dalam cairan yang disebut semen dikeluarkan melalui vas deferens dan penis yang mengalami ereksi.
Sama seperti tubuh kita, organ reproduksi kita juga rentan terkena penyakit apabila kita kurang memperhatikan kebersihan dan kesehatannya. Pada pria, beberapa penyakit yang bisa menyerang antara lain kanker penis, kanker prostat, hernia, impotensi dan ejakulasi dini. Sedangkan pada wanita dapat timbul penyakit mulai dari keputihan hingga kanker pada leher rahim, rahim, indung telur, payudara, vagina ataupun saluran telur.
Sebelum terlambat, alangkah baiknya apabila kita dapat mencegah penyakit-penyakit tersebut menyerang organ reproduksi kita, salah satunya dengan senantiasa merawat dan menjaga kebersihan organ reproduksi kita. Merawat kebersihan daerah ‘pribadi’ (organ seksual), mungkin tidak kita lakukan sesering merawat kebersihan organ tubuh lainnya. Padahal kebersihan pada daerah tersebut, juga membutuhkan perhatian yang ekstra pula. Pasalnya pada daerah-daerah organ seksual tersebut, keringat yang dihasilkan cukup berlebih. Alhasil daerah tersebut pun menjadi lebih lembab, sehingga bakteri yang menyebabkan penyakit dan bau tak sedap dapat berkembang-biak dengan baik.
Beberapa cara yang umum dan dapat kita coba untuk menjaga kebersihan alat reproduksi, antara lain :
- Mandi secara teratur (2 kali sehari).
- Mencuci bagian luar organ seksual, dengan sabun kulit setiap buang air kecil atau pun air besar.
- Menggunakan air yang bersih untuk mencuci organ reproduksi.
- Mengganti celana dalam sehari sekali.
- Memakai pakaian dalam berbahan katun, untuk mempermudah penyerapan keringat.
- Hindari menggunakan pakaian dalam orang lain, untuk menghindari penularan penyakit.
- Mencukur rambut disekitar daerah kemaluan, untuk menghindari tumbuhnya bakteri yang menyebabkan gatal pada daerah reproduksi tersebut.
- Gunakan pakaian dalam sesuai ukuran, tidak terlalu ketat dan terlalu longgar sehingga kita juga dapat merasa nyaman ketika beraktifitas.
Selain dengan cara-cara tersebut diatas, masih dibutuhkan pula perawatan-perawatan lain yang dibutuhkan alat reproduksi, bergantung pada jenis kelamin. Untuk wanita, dapat menerapkan langkah-langkah sebagai berikut :
- Menjaga Kelembaban Daerah Vagina :
Setelah buang air kecil atau air besar, bersihkan bagian luar daerah vagina secara hati-hati dengan air dan sabun kulit yang lembut. Ketika membersihkannya, sebaiknya menggunakan air hangat.
- Mengganti Pembalut Sacara Rutin
Ketika menstruasi gantilah pembalut lima kali sehari, untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Pasalnya ketika menstruasi, pembuluh darah dalam rahim sangat rentan terkena infeksi. Untuk memilih jenis pembalut, sebaiknya gunakan pembalut yang menggunakan campuran zat-zat yang dapat menyebabkan alergi , misalnya gel dan parfum. Selain itu, pilih pembalut yang mampu melekat dengan baik pada pakaian dalam kita.
Sedangkan untuk pria, perawatan daerah vitalnya tidak jauh berbeda dengan cewek. Beberapa hal lain yang diperlukan untuk menjaga kesehatan daerah pribadinya :
- Khitan/ Sunat
Dengan dikhitan, bakteri dapat lebih mudah dibersihkan setelah buang air kecil. Pasalnya dengan kepala penis terbuka, tidak diperlukan usaha khusus untuk membersihkannya.
- Mengeringkan organ vital setelah buang air kecil
Untuk mencegah tumbuhnya jamur pada daerah vital, sebaiknya sebelum memakai pakaian dalam, keringkan terlebih dahulu daerah tersebut dengan handuk untuk mengurangi kelembaban pada daerah vital tersebut.
Selain cara-cara yang telah disebutkan di atas, masih ada 1 hal penting yang harus diingat, yaitu hindari melakukan hubungan seksual dengan pasangan berganti-ganti. Ingatlah bahwa kuman penyebab penyakit juga bisa berasal dari pasangan Anda. Jika pasangan berganti-ganti, tentunya tak mudah mendeteksi siapa yang menulari Anda. Peradangan sangat berhubungan dengan penyakit menular seksual dan tingkah laku seksual bebas.
Kesehatan organ reproduksi sebaiknya mulai diperhatikan sejak dini. Ingatlah bahwa kesehatan organ reproduksi juga mempengaruhi kesehatan kita secara keseluruhan. Dengan senantiasa merawat menjaga kebersihan organ reproduksi, kita dapat terhindar dari penyakit kelamin dan pada akhirnya kesehatan tubuh kita pun tetap terjaga. [Ayu]