Laman

Rabu, 15 April 2015

Mengusir Cinta Terlarang

Ini kasus yang unik. Tentang seseorang yang menyimpan cinta tersembunyi dalam hati. Bukan hanya seseorang, karena ada juga yang bersambut. Dua orang yang tidak selayaknya, menjalin cinta. Cinta haram yang tersembunyi dalam gadget.
Mungkin antar dua kekasih lama jaman SMA atau teman kuliah. Mungkin dua orang sekantor atau teman kerja satu atap. Mungkin sekedar kenalan di dumay.
“Mengapa kamu melakukan itu?”
“Dia yang selalu menyemangati saya….sedangkan suami saya sendiri tidak peduli…” kata seorang perempuan bersuami yang menjalin hubungan gelap dengan seorang lelaki beristri.
“Yang penting kami tidak pernah berduaan. Tidak berkencan. Kami hanya berhubungan via BBM, via FB. Kalau ngumpul bersama teman-teman yang lain. Bukankah saya tidak berzina…?”

“Mungkin ini yang terbaik yang bisa kami lakukan, karena cinta kami tidak mungkin bersatu. Kami masing-masing punya keluarga dan punya anak-anak. Tapi perasaan kami terlalu spesial untuk dihapuskan….”
Yang terbaik? Yang benar saja.
Baik menurut siapa?

Tapi konon ada rumor beredar yang entah benar entah tidak. Tentang dua golongan yang tak dapat mendengar nasehat. Pertama adalah orang yang sedang jatuh cinta. Kedua pendukung fanatik capres….#halah.

Pernahkan anda menemui yang demikian?
Atau mungkin anda sendiri pernah tergelincir simpati atau bahkan jatuh cinta atau menyepakati suatu rahasia dengan orang yang terlarang. Atau mengetahui pasangan anda diam-diam mengagumi orang lain …atau malah sudah menjalin hubungan ….?

Ah tidak, kudoakan anda jauh dari semua itu. Naudzubillah.
Tapi…tapi bagaimana jika itu memang terjadi? Atau bagaimana mencegah agar tidak terjadi?
Berikut tips 10 mencegah atau mengusir cinta terlarang
1. Ingat larangan untuk mendekati zina. Belum sampai ke zina memang, tapi mendekatinya sudah dilarang. Apa itu? Zina dengan hati, dengan mata, dengan telinga. Dengan sms, dengan chatting….jika memang bukan mahram, maka berlaku rambu-rambu adab pergaulan dengan non mahram.
2. Setiap orang akan menuai apapun yang dilakukan. Barang siapa melakukan perbuatan baik sebesar dzarah maka ia akan mendapatkan. Demikian pula semua perbuatan tercela, sekecil apapun, akan membawa dampak dan balasan. Bukankah Tuhan Maha Mengetahui.
3. Bayangkan saja jika suami atau istri mengetahui jika pasangannya telah menggadaikan kesetiaannya, sekalipun hanya selingkuh hati….tentu menyakitkan bahkan bisa meretakkan dua rumah tangga. Bagaimana dengan jiwa anak-anak, saat tahu penyebabnya adalah ketidak setiaan orang tuanya….?
4. Hentikan. Putuskan. Lupakan. Bukan berarti telah memutus tali silaturahmi. Tidak. Jika dengan berhenti berhubungan itu bisa menutup atau menjauhkan dari fitnah yang lebih besar, maka itu yang seharusnya dilakukan. Hapus semua jejak, barang pemberian, record chatting, email dan apapun yang bisa memanggil kenangan.
5. Lah bagaimana jika satu atap? Jika pekerjaan tidak permanen, atau belum mapan, pindah saja cari kerjaan baru. Jika memang telah permanen. Mintalah mutasi atau pindah ruangan. Jika tidak….berjuang keras menetralkan hati dan perasaan. Lebih banyak ibadah, berdoa dan menjaga adab pergaulan. Semoga Allah berikan jalan keluar.
6. Diantara pencegahan agar tergelincir adalah membatasi agenda komunikasi hanya di wilayah pekerjaan. Tak perlu menanyakan hal-hal yang sifatnya pribadi. Juga lakukan komunikasi sekalipun via sms, BBM atau WA pada jam-jam yang wajar, seperti layaknya orang bertamu. Gunakan bahasa baku dan standar untuk menunjukkan tak ada perhatian secara personal.
7. Yang sangat penting adalah bertaubat, menyesali dan terus mendekat pada pasangannya sendiri. Bangun komunikasi penuh cinta pada pasangan agar kualitas hubungan dengan pasangan semakin mesra. Rumah tangga adalah prioritas pertama.
8. Jika sedang memiliki masalah dengan pasangan, jangan pernah curhat pada orang lain yang bukan mahram. Curhatlah pada sesama perempuan atau sesama lelaki yang bisa dipercaya dan sekiranya membantu mencari solusi. Curhat pada non mahram sama dengan membuka peluang masalah baru.
9. Jangan mau dicurhati orang yang memiliki masalah keluarga jika anda bukan konselor. Apalagi bukan mahram anda. Itu akan mempengaruhi perasaan anda atau akan menimbulkan peluang masalah baru.
10. Hindarkan hubungan atau komunikasi yang intens dalam waktu yang lama, karena akan berpeluang jatuh pada pepatah ” witing tresno jalaran saka kulina” (munculnya perasaan jatuh cinta karena terbiasa).
sumber:baitijannati.wordpress.com

Tidak ada komentar: